Minggu, 30 Desember 2012

Menterjemahkan metode-metode penelitian


ZAINAL ABIDIN
NIM 0102512076
BAHASA INGGRIS
Manajemen Pendidikan, Konsentrasi Kepengawasan Sekolah
Rombel 2 Beasiswa P2TK Dikmen Kemdikbud Tahun 2012
TUGAS KE-6
Terjemahan
1                                                                                                                                                         
Introduction to Educational Research
Pengantar Penelitian Pendidikan
Kemampuan-kemampuan
Setelah membaca Bab I, Anda mampu:
1.    Mendaftar dan menjelaskan dengan ringkas langkah-langkah utama yang terlibat dalam melakukan studi penelitian.
2.    Memilih salah satu artikel dari terbitan baru The Journal of Educational Research dan dari The Jurnal of Educational Psychology. Untuk masing-masing artikel, mengidentifikasi dan menyatakan:
a.    Masalah
b.    Prosedur
c.     Metode Analisis dan
d.    Kesimpulan Utama
(Catatan: 1945 bukan baru)
3.    Mendefinisikan dengan ringkas dan menyatakan karakteristik utama dari masing-masing lima metode riset.
4.    Untuk masing-masing lima metode riset, menjelaskan dengan ringkas minimal 3 studi riset.
Misalnya:
Experimental – Sebuah studi untuk menentukan akibat tutorial sebaya pada ketramilan computer kelas 3.

METODE ILMIAH
Tujuan semua upaya ilmiah adalah untuk menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena. Tujuan ini berdasarkan atas asumsi bahwa semua perilaku dan peristiwa runtut (terjadi secara sistematis) dan merupakan akibat-akibat yang memiliki sebab-sebab yang bisa ditemukan (dicari sumbernya). Kemajuan terhadap tujuan ini meliputi perolehan pengetahuan dan perkembangan dan pengetesan (pengujian) teori-teori. Keberadaan teori yang hidup sangat membantu kemajuan ilmiah dengan cara serempak menjelaskan banyak fenomena. Dibandingkan dengan sumber-sumber pengetahuan yang lain seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif dan penalaran deduktif, aplikasi metode ilmiah tak diragukan lagi yang paling efisien dan reliable. Beberapa masalah yang terkait dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber-sumber pengetahuan secara grafis digambarkan dengansebuah cerita yang diceritakan oleh Aristoteles. Menurut teori suatu hari Aristoteles menangkap seekor lalat dan denganhati-hati menghitung dan menghitung lagi kaki-kakinya. Kemudian ia mengatakan bahwa lalat mempunyai 5 kaki. Tak seorangpun menanyakan kata Aristoteles. Bertahun-tahun penemuannya diterima tanpa kritik. Tentu saja lalat yang ditangkap Arsitoteles kebetulan baru saja kehilangan sebuah kaki! Apakah anda percaya atau tidak cerita itu, ini menggambarkan batasan-batasan yang tergantung pada pengalaman dan otoritas pribadi sebagai sumber pengetahuan.
Baik Penalaran induktik ataupun deduktif juga punya nilai terbatas jika digunakan secara khusus. Penalaran induktif menyangkut formulasi generalisasi-generalisasi yang didasarkan pada observasi jumlah yang terbatas pada peristiwa-peristiwa khusus.
Contohnya:Setiap bahan bacaan riset yang diuji berisi bagian sampling.Maka, semua bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Penalaran deduktif pada dasarnya menyangkut proses terbalik yang sampai pada kesimpulan khusus yang didasarkan pada generalisasi-generalisasi.
Contohnya:Semua bahan bacaan riset berisi bagian sampling.
Buku ini adalah sebuah bahan bacaan riset.
Maka, buku ini berisi sebuah bagian pada sampling.
(Demikian?)
Meskipun keduanya bukan pendekatan yang memuaskan sama sekali, jika digunakan bersama-sama sebagai komponen integral metode ilmiah, keduanya sangat efektif. Pada dasarnya metode ilmiah menyangkut induksi hipotesis yang berdasarkan observasi, deduksi implikasi- implikasi hipotesis, pengujian implikasi, dan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis.
Metode ilmiah merupakan sebuah proses yangsangat runtut menyangkut langkah- langkah berurutan: rekognisi dan definisi masalah; formulasi hipotesis; pengumpulan data; analisis data; dan pernyataan kesimpulan- kesimpulanyang berkaitan dengan konfirmasi atau diskonfirmasi hipotesis. Langkah-langkah ini bisa diterapkan secara informal untuk pemecahan masalah sehari- sehari sebagai arah paling efisien yang diambil dari rumah dibawa ke pekerjaan atau ke sekolah, waktu terbaik membuka jendela di bank, atau jenis terbaik kalkulator elektronik untuk berdagang. Penerapan metode ilmiah yanglebih formal untuk pemecahan masalah-masalah adalah apa sajayang terkait dengan riset.         

PELAKSANAAN METODE ILMIAH DALAM PENDIDIKAN
Riset adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah untuk kajian masalah-masalah; riset pendidikan adalah aplikasi formal, sistematik dari metode ilmiah untukstudimasalah-masalah pendidikan. Tujuan riset pendidikan mengikuti tujuan semua sains yaitu menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena pendidikan. Perbedaan utama antara riset pendidikan dengan riset ilmiah yang lain adalah sifat fenomena yang dikaji. Mungkin lebih sulit menjelaskan, memprediksi dan mengontrol situasi yang menyangkut manusia dan jauh lebih kompleks daripada semua organisme. Ada banyak variabel yang diketahui dan tidak diketahui yang dijalankan di suatu lingkungan pendidikan yang sangat sulit untuk mengeneralisasikan atau mereplikasikan temuan-temuan. Jenis-jenis kontrol kaku yang bisa dibangun dan dipertahankan dalam sebuah laboratorium biokimia sangattidak mungkin dalam setting pendidikan. Observasi jugalebih sulit dalam riset pendidikan. Pengamat bisa subyektif dalam merekam perilaku dan orang yang diamati juga bs berperilaku tidak sama karenadengan diamati; reaksi kimia cenderung tidak disadari menjadi fakta yangdengan diamati! Pengukuran yang tepat jugalebih sulit dalam riset pendidikan. Kebanyakan pengukuran pasti tidak langsung; tidak ada ukuran-ukuranyang bs diukur dengan sebuah barometer untuk mengukur intelegensia, prestasi, atau sikap. Perhatikan bahwa tujuan riset bukanuntuk membuat sebuah kasus yang terkait dengan kepercayaan – yaitu untuk apa kertas ada – atau untuk membuktikan sebuah titik. Riset adalah pertanyaan yang obyektif, tidak bias untukpenemuan-penemuanyang replikebel/diulangi lg.
          Mungkin tepatnya  kesulitan dan kompleksitas riset pendidikan menjadi semacam bidang garap yang menantang dan menyenangkan. Karena sebuah stereotip popular yang menggambarkan peneliti-peneliti sebagai orang laki-laki tua yang berkacamata, berpunggung bungkuk yang tak pernah berhenti menambah bahan kimia ke dalam uji tabung, setiap hari ribuan laki-laki dan wanita semua umur, ukuran dan bentuk melakukan riset pendidikan dalam berbagai setting. Setiap tahun jutaan dolar dihabiskan untuk pertanyaan pengetahuanyang terkait dengan proses belajar mengajar. Riset pendidikan telah menyumbangkan banyak temuan yang terkait denganprinsip-prinsip perilaku, belajar dan retensi. Demikian juga, kontribusi penting telah dilakukan terkait dengan kurikulum, pengajaran, materi/bahan pengajaran, desain, pengukuran dan analsis. Baik riset kuantitaif maupun kualitatif meningkat. Ini disebabkan sebagian  peneliti dilatih lebih baik. Kenyataannya, banyak lulusan program pendidikan, di bidang-bidangyang berbeda seperti pendidikan jasmani, pendidikan seni, dan pendidikan bahasa Inggris yang sekarang membutuhkan sebuah kursus riset untuk semua pelajar.     
          Langkah-langkahyang ada dalam pelaksanaan riset mestinya tampak mirip karena langsung terkait dengan langkah-langkah metode ilmiah:
1.    Seleksi dan definisi masalah. Sebuah masalah adalah sebuah hipotesis atau pertanyaan yang terkait dengan pendidikan yang mana bisa diuji atau dijawab melalui pengumpulan dan analisis data.
2.    Eksekusi prosedur riset. Prosedur sifatnya meliputi seleksi subjek-subjek dan seleksi atau pengembangan alat-alat pengukuran. Desain studi akan mendiktat besarnya prosedur-prosedur khusus yang terkait dalamstudi.
3.    Analisis data. Analisis data biasanya menyangkut aplikasi teknik-teknik sebuah statistik atau lebih. Data dianalisis dengan cara membolehkan peneliti menguji hipotesis riset atau menjawab pertanyaan riset.
4.    Menarik dan menyatakan simpulan. Simpulan berdasarkan hasil analisis data. Simpulan dinyatakan atas dasar hipotesis atau pertanyaan orisinil/awal. Simpulan seharusnya menyatakan, misalnya, apakah hipotesis riset didukung atau tidak didukung.
Dalam laporan riset, contohnya sebuah artikel yang dipublikasikan dalam sebuah jurnal, langkah-langkah ini mestinya jelas nyata jika laporan ini ditulis. Masalah pada umumnya akan disajikan dalam pernyataan yang diawali dengan frase “tujuan studi ini adalah untuk…..” dan “masalah telah diuji hipotesisnya…..” Bagian prosedur sebuah laporan bisa sangat panjang dan terperinci/detil, tetapi ada langkah-langkah utama khusus yang bisa diidentifikasi contohnya jumlah karakteristik subyek (sampel), sebuah deskripsi alat-alat pengukuran termasuk ketika dikelola (misalnya, apakah ada prites), dan sebuah deskripsi perlakuan grup, jika tepat. Teknik analisis data biasanya mudah diidentifikasi; mereka pada umumnya akan disajikan dalam pernyataan yang diantaranya frase seperti “data sudah di analisis dengan menggunakan ….” atau “sebuah ……. telah digunakan untuk menganalisis data.” Simpulan biasanya ditandai semacam itu. Sementara mungkin banyak simpulan disajikan, minimal salah satu di antaranya harus terkait langsung dengan hipotesis atau pertanyaan awal. Pernyataan misalnya “Dapat disimpulkan bahwa lebih banyak riset dibutuhkan dalam bidang ini” adalah bagus tetapi tentu sajatidak mewakili simpulan utama dari kajian. Riset lebih banyak selalu dibutuhkan!
          Studi-studi riset bisa diklasifikasikan dalam beberapa cara. Dua pendekatan utama adalah mengklasifikasikan menurut tujuan dan menurut metode. Jika tujuan adalah kriteria klasifikasi, maka semua studi riset masuk dalam slh satu 5 kategori: penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian evaluasi, penelitian and pengembangan (R&D), atau penelitian tidakan. Metode riset mengacu pada semua strategi yang terdapat dalam pengumpulan dan analisis data; strategi ini diacu/dirujuk sebagai desain riset. Bahkan dengan menggunakan metode riset sebagai kiteria bisa mengarah kpada beberapa skema klasifikasi yang berbeda. Meskipun ada 5 tipe, jenis atau metode riset yang berbeda: historis, deskriptif, korelasi, kausal komparatif dan eksperimental.    
Klasifikasi Penelitian dengan Tujuan
          Klasifikasi penelitian dengan tujuan  berdasarkan terutama pada tingkat yang mana penemuan  mempunyai  penerapan  langsung dan tingkat yang mana klasifikasi dapat digeneralisasi ke situasi pendidikan lainnya. Kedua kreteria ini adalah fungsi dari control penelitian yang dilatihkan selama pelaksanaan penelitian. Penelitian dasar meliputi  pengembangan teori; penelitian terapan berkaitan dengan penerapan teori  penyelesaian masalah; penelitian evaluasi meliputi  pembuatan keputusan  yang menyangkut  hubungan  yang  bernilai  dari  2 atau  lebih tindakan  alternative; penelitian dan pengembangan  ditujukan pada pengembangan  hasil-hasil  yang efektif  yang dapat  digunakan disekolah; dan penelitian tindakan  berkaitan dengan solusi  yang  bersifat  segera  pada masalah-masalah  lokal.

Penelitian dasar  vs Penelitian Terapan
          Sangat  sulit untuk mendiskusikan penelitian dasar  dan penelitian  terapan secara  terpisah, karena keduanya sebenarnya satu rangkaian kesatuan. Tetapi ada penolakan,  sehubungan  dengan  akhir rangkaian kesatuan penelitian pendidikan mana yang harus dilakukan. Dalam bentuk aslinya, penelitian dasar dilaksanakan semata-mata  untuk  tujuan teori pengembangan dan perbaikan. Penelitian dasar  tidak  terkait  dengan penerapan praktis  dan sangat mirip  dengan kondisi  laboratorium dan control  biasanya  disesuaikan dengan penelitian ilmiah. Penelitian terapan, seperti namanya  dilaksakan  untuk tujuan menerapkan atau  menguji  teori  dan mengevaluasi  manfaat  dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan. Benar atau  salah  sebagian besar  studi  penelitian pendidikan diklasifikasikan pada akhir rangkaian  yang  diterapkan; lebih berkaitan dengan ”apa”  disbanding “mengapa”. Penelitian dasar  terkait dengan menetapkan prinsip-prinsip umum pembelajaran; penelitian terapan berkaitan dengan  manfaat  pengelolaan pendidikan. Sebagai contoh  banyak  penelitian dasar banyak dilakukan  dengan binatang untuk  menentukan  prinsip-prinsip penguatan dan akibat dalam pembelajaran. Penelitian terapan  telah menguji  prinsisp-prinsip ini untuk menentukan keefektifannya  dalam meningkaatkan pembelajaran  (instruksi  yang  terprogram) dan tingkah laku (modifikasi  tingkah laku). Beberapa  penelitian  yang berada diantara rangkaian  kesatuan tersebut, berusaha untuk menyatukan  kedua  pendekatan tersebut  dengan  melakukan penelitian  terkontrol  didalam kelas khusu  atau  kelas  simulasi, menggunakan siswa, dan meliputi  topic  dan materi  sekolah  yang relevan.
          Kedua  jenis  penelitian itu  sangat penting. Penelitian dasar menyajikan  teori  yang menghasilkan implikasi untuk  menyelesaikan masalah-masalah  pendidikan; penelitian terapan  menyajikan data  untuk  mendukung teori, menuntun revisi teori atau memberi  saran pengembangan  pada teori  baru.

Penelitian dan Pengembangan (R & D)
Tujuan utama karya R & D tidak untuk merumuskan atau menguji teori tetapi untuk mengembangkan hasil-hasil efektif untuk digunakan di sekolah. Hasil-hasilyang dihasilkan oleh karya R & D meliputi materi training guru, materi pembelajaran, seperangkat tujuan perilaku, materi media, dan sistem manajemen. Karya R & D pada umumnya sangat ekstensif dengan tujuan, personil, dan pemenuhan waktu. Hasil-hasilyang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khusus dan sesuai dengan spesifikasi terinci. Ketika sudah lengkap, hasil-hasil adalah bidang teruji dan diperbarui hingga tingkat keefektifan prakhusus dicapai. Meskipun siklus R & D adalah siklus yang mahal, maka menghasilkan produk kualitas yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Personil sekolah yang merupakan pemakai/pengguna usaha R & D mungkin kali pertamabetul-betul mengetahui nilai penelitian pendidikan.

Penelitian Tindakan
Tujuan penelitian tindakan adalah untuk memecahkan masalah-masalah di kelas melalui metode ilmiah. Ia terkait dengan masalah lokal/setempat dan dilaksanakan dalam setting/latar setempat. Ia tidak terkait dengan apakah hasilnya bisa digeneralisasi untuk latar yang lain dan tidak berkarakter sama dengan jenis bukti kendalidalam kotegori penelitian. Tujuan utama penelitian tindakan adalah pemecahan masalah yang ada, kontribusi bukan untuk sains. Apakah penelitian dilakukan di satu kelas atau banyak kelas, maka guru sungguh bagian terbesar dari sebuah proses. Semakin banyak training penelitian guruyang terkait telah memiliki, semakin mungkin bahwa penelitian akan menghasilkan hasil yang valid jika tidak bisa digeneralisasikan.
Nilai penelitian tindakan pada dasarnya dibatasi pelaksanaannya. Karena kelemahannya ia betul-betul mewakili pendekatan ilmiah untuk pemecahan masalah yang dianggap lebih baik daripadaperubahan yang didasarkan pada keefektifan yang dinyatakan dalam prosedur yangbelum diusahakan dan sangat lebih baik daripadatidak ada perubahan sama sekali. Inilah alat yang digunakan oleh personil sekolah bisa berusaha memperbaiki proses pendidikan paling tidak di lingkungannya sendiri.Tentu saja nilai penelitian tindakan terhadap kemajuan penelitian ilmiah yang benar terbatas. Kemajuan yang benar membutuhkan pengembangan teori-teoriyang terpercaya yang memiliki implikasi terhadap banyak kelas bukan hanya satu atau 2 kelas. Suatu teori yang terpercaya memiliki 10 prinsip pembelajaran mungkin mengurangi kebutuhan terhadap ratusan studi penelitian tindakan yang akan datang. Karena keberadaan teori pendidikan sekarang ini, maka penelitian tindakan memberikan jawaban langsungterhadap masalah yangtidakmungkin menunggu solusi-solusi teoritik.

KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT METODENYA
Meskipun kadang-kadang ada tingkat overlap (tumpang tindih) kebanyakan studi penelitian mewakili sebuah metode atau strategi yang lsg bisa diidentifikasi. Semua studi memiliki prosedur tertentu secara umum–pernyataan sebuah masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan simpulan. Akan tetapi sejauh ini, prosedur spesifik untuk sebuah tingkat tinggi ditentukan oleh metode penelitian. Setiap metode didesain untuk menjawab tipe pertanyaan yang berbeda. Pengetahuan berbagai metode dan prosedur yangmasing-masing terkait, penting baik untuk peneliti maupun untuk pemakai penelitian. Bahkan dengan menggunakan metode sebagaikriteria, ada beberapa cara dimana penelitian dikalisifikasikan misalnya eksperimental vs noneksperimental, atau sejarah vs deskriptif vs eksperimental. Akan tetapi kalisifikasi ini cenderung mengumpulkan studi-studi terkait dengan strategi penelitian yangsangat berbeda. Sebuah skema klasifikasi yang muncul menjadi sangat efisien untuk mengurangi kategori dan memperbanyak perbedaan, menempatkan semua studi penelitian ke dalam satu dari 5 kategori: sejarah, deskriptif, korelasi, kausal- komparatif, atau eksperimental. Tujuan penjelasan berikut ini adalah untuk memberikan saudara sebuah ringkasan sehingga palingtidak sdari akan mampu membaca sebuah laporan penelitian dan berdasarkan prosedurnya, bisa menentukan manakah dari 5 metode yang mewakilinya. Kompetensi ini yang akan membantu saudara dalam mereview literatur untuk masalah yang saudara pilih dalam Bab 2. Metode penelitian akan dibahas selanjutnya pada Bab 6.

Penelitian Sejarah
Penelitian historik menyangkut mengkaji, memahami, dan menjelaskan peristiwa di masa lalu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk menghadirkan simpulan-simpulanyang berkaitan dengan sebab, akibat, atau trend peristiwa masa lalu yang bisa membantu untuk menjelaskan peristiwa sekarangdan mengantisipasi masa yang akan datang. Sementara studi historik jarang dilakukan daripada tipe penelitian yang lain, ada masalah-masalah dan isu-isu pendidikan khusus (seperti kebijakan penilaian) yangmungkinlebih baik dipahami dalam pandangan pengalaman masa lalu. Langkah-langkahyang terlibat dalam melakukan studi sejarah umumnya sama dengan tipe penelitian yang lain; sebuah studi sejarah seharusnya dipandu dengan sebuah hipotesis, seperti halnya studi eksprimental, jika tidak menurunkan “pemburuan harta karun” yang tak bertujuan.
Berikut ini adalah contoh jenis studi penelitian sejarah:
1.      Faktor-faktoryang mengarahkan pada pengembangan dan pertumbuhan pengajaran kepribadian.
2.      Dampak-dampak keputusan MA PBB terhadap pendidikan Amerika.
3.      Tren-trenterhadap pengajaran membaca, 1875-1975.

Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif  melibatkan pengumpulan data yang diminta untuk menguji hipotesis atau menjawab gabungan pertanyaan keadaan dari subjek studi/ penelitian. Sebuah tujuan studi deskriptif  dan laporan  jalan menujunya. Satu tipe umum dari penelitian deskriptif melibatkan penilaian sikap atau mendekati pendapat  pribadi, organisasi, peristiwa, atau cara; sebelum pemilihan politik dan penelitian pemasaran adalah contoh-contoh dari tipe penelitian deskriptif. Data deskriptif adalah tipikal yang dikumpulkan melalui survey kuisoner, wawancara maupun pengamatan.
Penelitian deskriptif  terdengar sangat simple/ mudah/ ringkas; hal itu banyak benar lebih dari itu, bagaimanapun, daripada hanya bertanya dengan pertanyaan dan melaporkan jawaban.
Berikut ini contoh-contoh tipe-tipepertanyaan yangdiugkap oleh studi penelitian deskriptif:
1.      Bagaimana guru-guru kelas 2 memanfaatkan waktunya? Guru-guru kelas 2 akan dipantau selama satu periode dan hasilnya mungkin akan dipresentasikan sebagai prosentase misalnya 60% waktunya digunakan mengajar, 20% bertanya atau menjawab pertanyaan, 10% melaksanakan disiplin administrasi, dan 10% melaksanakan tugas-tugas administrasi misalnya mengumpulkan uang susu.
2.      Bagaimana warga Yortown akan memberikan suara pada pemilihan presiden yang akan datang? Sebuah survey terhadap warga Yortown akan dilakukan (questioner atau interview), dan hasilnya mungkin akan disajikan dalam prosentase misalnya 70% menunjukkan mereka akan memberikan suara untuk Peter Pure, 20% untuk George Graft, dan 10% tidak memutuskan.
3.      Bagaimana para orang tua merasakan tentang hari-hari sekolah paruh waktu? Orang tua akan disurvey dan hasilnya mungkin akan disajikan dalam prosentase untuk setuju, menolak, atau tidak memutuskan. 

Penelitian Korelasi
Berikut ini contoh-contoh tipikal studi korelasi:
1.      Hubungan antara intelegensia dengan kreativitas. Skor atas uji intelegensia dan pada uji kreativitas akan diperoleh dari masing anggota kelompok yang ada. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
2.      Hubungan antara kecemasan dengan prestasi. Skor-skorpada skala kecemasan dan pada uji prestasi akan diperoleh darimasing-masing anggota kelompok. 2 kelompok skor akan dikorelasikan dan koefesien hasilnya akan menunjukkan tingkat keterkaitannya.
3.      Penggunaan tes bakat untuk memprediksikan kesuksesan di sebuah kursus aljabar. Skor-skorpada uji bakat aljabar akan dikorelasikan dengan kesuksesan akhir dalam aljabar karena diukur dengan skor ujian akhir, Misalnya. Jika koefesien hasilnya tinggi, maka uji bakat akan dianggap prediktor yang baik.

Penelitian Kausal-Komparatif dan Eksperimental
Berikut ini adalah contoh-contoh tipikal studi eksperimental:
1.      Keefektifan pengajaran terprogram dibandingkan dengan pengajaran tradisional atas ketrampilan berhitung. Variabel bebas atau sebab adalah jenis pengajaran (terprogram vs tradisional); variabel terikat atau akibat adalah ketrampilan berhitung. Dua kelompok (lebih dipilih terbentuk acak) akan dibuka pada dasarnya menjadi pengalaman yang sama, kecuali untuk metode pengajaran. Setelah beberapa waktu ketrampilan berhitung mereka akan dibandingkan.
2.      Akibat pengajaran kemauan sendiri pada konsep pribadi. Variabel bebas atau sebab adalah kemauan sendiri/belajar bebas (kemauan sendiri vs langkah guru); variabel terikat atau akibat adalah konsep pribadi. 2 kelompok (diambil secara acak) akan dibuka/dipilih secara jelas sebagai pengalaman yang sama, kecuali untuk langkah/laju pengajaran. Setelah beberapa waktu konsep2 pribadi mereka akan dibandingkan.
3.      Akibat penguatan positif atas sikap terhadap sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah jenis penguatan (misalnya positif vs negative, atau positif vs tidak ada); variabel terikat atau akibat adalah sikap terhadap sekolah. 2 kelompok(dipilih secara acak) akan dibuka secara jelas menjadi pengalaman yang sama, kecuali untuk tipe penguatan yang diterima. Setelah beberapa waktu sikap mereka terhadap sekolah akan dibandingkan.
Berikut ini adalah contoh-contoh tipikal studi kausal-komparatif:
1.    Akibat kehadiran siswa TK pada prestasi di akhir kelas pertama. Variabel bebas atau sebab adalah kehadiran siswa TK (siswa TK yang dihadirkan atau yangtidak dihadirkan); variabel terikat atau akibat adalah prestasi di akhir kelas pertama. 2 kelompok yang diberi nilai pertama akan diidentifikasi–satu kelompok yangdatang di TK dan satu kelompok yangtidak hadir. Prestasi 2 kelompok akan dibandingkan.
2.    Akibat memiliki ibu yang bekerja pada ketidakhadiran di sekolah. Variabel bebas atau sebab adalah status ibu (ibu bekerja atau tidak); variabel terikat atau akibat adalah ketidakhadiran atau jumlah hari-hari absen/tidak hari. 2 kelompok siswa akan diidentifikasi–satu kelompok yang memiliki ibu yang bekerja dengan satu kelompok yang ibunya tidak bekerja. ketidakhadiran 2 kelompok akan dibandingkan.
3.    Akibat jenis kelamin pada prestasi matematika. Variabel bebas atau sebab adalah jenis kelamin (laki-laki vs perempuan); variabel terikatatau akibat adalah prestasi matematika. Prestasi laki-laki akan dibandingkan dengan prestasi perempuan.

Petunjuk-petunjuk untuk Klasifikasi
Manakah dari 5 metode yangpaling tepat untuk studi yang ada tergantung pada cara dimana masalah dibatasi. Masalah umum yang sama sering bisa diinvestigasi dengan menggunakan beberapa metode. Penelitian dalam wilayah yang ada sering runtut; deskriptif preliminer dan atau studi korelasi bisa dilakukan yang diikuti denganKausal-komparatif dan atau studi eksperimental, jika semacam itu kelihatannya terjamin. Sebagai contoh, marilah kita lihat kecemasan dengan prestasi. Studi-studi berikut inimungkin bisa dilakukan:
1.    Deskriptif: sebuah survey guru untuk menentukan bagaimana dan pada tingkat apa mereka percaya kecemasan berakibat pada prestasi.
2.    Korelasi: sebuah studi untuk menentukan hubungan antara skor pada skala kecemasan dengan skor pada ukuran prestasi.
3.    Kausal-komparatif: sebuah studi untuk membandingkan prestasi sebuah kelompok siswa dikelompokkan yang memiliki kecemasan tinggi sama dengan kelompok yang memiliki kecemasan yang rendah. 
4.    Eksperimental: sebuah studi untuk membandingkan prestasi 2 kelompok–satu kelompok dibelajarkan dalam lingkungan yang menghasilkan kecemasan dengan satu kelompok yang dibelajarkan dalam lingkungan yang mengurangi kecemasan.
Berikut contoh-contoh seharusnya lebih jauh mengklarifikasikan perbedaan antar metode:
1.    Sikap guru terhadap persatuan. Mungkin deskriptif. Studi menentukan sikap guru sekarang. Data mungkin dikumpulkan melalui penggunaan questioner atau interview.
2.    Akibat status sosioekonomik (SES) pada konsep pribadi. Mungkin kausal-komparatif. Akibat SES pada konsep pribadi denganyang diteliti. Variabel bebas, status sosioekonomik, tidak bisa dimanipulasi.
3.    Perbandingan pengajaran kelompok besar vs kelompok kecil terhadap prestasi. Mungkin eksperimental. Akibat ukuran kelompok pada prestasi dengan diteliti. Variabel bebas, ukuran kelompok, bisa dimanipulasi oleh peneliti.